Menghadapi tantangan besar era revolusi industri 4.0 ini pendidikan dituntut untuk berubah, termasuk pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Dalam hal itu, tuntutan guru sebagai ujung tombak pendidikan antara lain:
Pertama, guru harus menjadi penggerak perubahan, karena pendidikan tidak akan berubah bila gurunya tidak berubah. Ciri perubahan pendidikan yang dipengaruhi era revolusi industri 4.0 adalah pemanfaatan teknologi untuk pelaksanaan proses belajar mengajar.
Guru yang biasanya hanya menggunakan papan tulis untuk menjelaskan materi, sekarang harus memanfaatkan teknologi. Misalnya, menggunakan program powerpoint, video, atau program-program prenstasi lainnya yang ditampilkan dengan proyektor untuk menjelaskan materi pelajaran kepada siswa. Pemanfaatan teknologi ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Selain itu guru juga harus bisa memanfaatkan internet, berubah dari kebiasaan lama yang hanya memanfaatkan buku sebagai sumber belajar dan kelas sebagai tempat belajar bagi siswa. Guru dapat membuat kelas online dengan cara membuka forum diskusi online, mengunggah video pembelajaran, materi pelajaran, serta soal-soal di internet.
Dengan begitu siswa bisa belajar di mana saja dan kapan saja, tidak hanya di sekolah.
Kedua, guru sebagai teladan siswa harus berkarakter. Untuk membentuk siswa berkarakter sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), gurunya juga harus berkarakter karena Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada lingkungan pendidikan dilakukan dengan penggunaan prinsip keteladanan.
Misalnya, guru menerapkan aturan jam masuk sekolah tepat pukul 07.00, maka guru harus sampai di sekolah sebelum pukul 07.00. Atau guru menerapkan aturan siswa dilarang merokok, maka gurunya tidak boleh merokok. Apabila guru sampai di sekolah pukul 07.00 lebih dan merokok, maka siswa tidak akan taat pada aturan yang dibuat guru tersebut.
Guru berkarakter sangat dibutuhkan untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Guru berkarakter memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila antar lain: religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatit mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab, (Perpres Nomor 87 Tahun 2017). Nilai-nilai itu sangat menunjang kemajuan pendidikan di Indonesia.
Ketiga, guru harus kreatif. Guru yang kreatif mengajar siswa dengan cara menyenangkan, selalu berfikir inovatif, selalu ingin berkembang mengikuti perkembangan zaman, pandai memanfaatkan fasilitas yang tersedia, peka terhadap bakat dan kemampuan siswa. Guru kreatif akan meninspirasi dan melahirkan generasi kreatif dan generasi yang kreatiflah yang mampu menghadapi tantangan perubahan pada era revolusi industri 4.0 ini.
Melalui momen Hari Guru Nasional (HGN) ini, cita-cita mewujudkan guru menjadi penggerak perubahan menuju Indonesia cerdas, berkarakter dalam revolusi industri 4.0 semoga menjadi kenyataan