Generasi yang akan mendominasi populasi manusia pada era revolusi industri 4.0 adalah generasi yang lahir mulai tahun 1995 sampai sekarang. Generasi ini yang akan berjibaku dengan dinamika era revolusi industri 4.0.
Kata Dudung Heryadi, Direktur Bina Kelembagaan Pelatihan Kementerian Ketenagakerjaan dalam artikel yang telah ditayang di kompas.com dengan judul “Soft Skill Jadi Kunci Generasi Z Bisa Hadapi Revolusi Industri 4.0”, generasi yang menjadi topik pembicaraan dunia ini disebut Generasi-Z atau Gen-Z.
Dari Generasi-Z tersebut, yang siap menghadapi era ini adalah generasi yang memiliki soft skill yang bagus. Soft skill itu meliputi karakter inti manusia seperti kreativitas, imaginasi, intuisi, emosi, dan etik.
Dalam laporan World Economic Forum, 80 persen skill yang diperlukan tenaga kerja untuk bisa bersaing dalam era revolusi industri 4.0 adalah penguasaan soft skill. Selebihnya, technical skill (keterampilan teknis), hanya berada dalam skala 12 persen.
Untuk menguasai soft skill yang baik tentu tidak mudah dan membutuhkan waktu yang tidak singkat. Butuh kesabaran, ketelatenan, dan yang pasti butuh dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.
Satu hal yang pasti dihadapi pada era revolusi industri 4.0 adalah perubahan, seperti revolusi industri yang terjadi sebelumnya. Siapa saja yang tidak mau berubah, dengan sendirinya akan tergerus oleh zaman.
Seperti pabrik-pabrik pada revolusi industri generasi pertama yang tidak mau beralih menggunakan mesin uap akan kalah dengan pabrik-pabrik yang sudah menggunakan mesin uap.
Dan seperti saat ini, jasa transportasi konvensional kalah bersaing dengan jasa transportasi berbasis online karena lebih mudah, lebih murah, dan lebih cepat dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.