Sebelum menanyakan pertanyaan-pertanyaan tersebut, terdapat tiga hal yang perlu diingat tentang praktik ini. Pertama, guru tidak perlu fokus pada akurasi dari jawaban peserta didik, namun guru perlu membimbing agar peserta didik berani berbicara dulu. Kemudian, kegiatan ini perlu dilakukan secara rutin dan bertahap. Guru mungkin perlu menemani peserta didik di awal, tetapi pada akhirnya, peserta didik perlu bisa melakukannya secara mandiri. Lalu, kegiatan refleksi ini bisa dilakukan secara lisan, seperti melalui diskusi, maupun tertulis, seperti dalam bentuk tulisan, mind map, atau sketchnote.
Terdapat empat pertanyaan rutin yang bisa diberikan kepada peserta didik untuk mengasah cara berpikir kritis mereka. Guru bisa mengajak peserta didik untuk selalu menanyakannya kepada diri mereka sendiri.
4 (Empat) pertanyaan refleksi rutin tersebut adalah:
- Apa yang saya pelajari?
- Apa yang saya sudah mengerti?
- Apa yang saya belum mengerti?
- Bagaimana supaya saya mengerti?
1. Apa yang saya pelajari?
Untuk pertanyaan “Apa yang saya pelajari?”, peserta didik akan diminta untuk bisa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dalam 1-2 kalimat. Sebelum menyimpulkan, mereka bisa diberikan waktu untuk berpikir selama beberapa menit dahulu. Terdapat dua hal yang bisa guru observasi dari jawaban pertanyaan ini, yaitu apakah mereka bisa mengutarakan kembali istilah-istilah kunci dari topik belajar dan apakah pernyataan mereka cukup merangkum topik, atau hanya sepotong. Jika ucapan mereka terbata-bata, maka tidak apa-apa karena kemungkinan proses memahami mereka masih berlangsung.
2. Apa saja yang saya sudah mengerti
Dalam pertanyaan “Apa saja yang saya sudah mengerti?”, guru dapat meminta peserta didik untuk menyebutkan atau menulis potongan-potongan informasi yang sudah dimengerti. Jika kegiatan ini diadakan bersama di kelas, cukup minta mereka untuk menyampaikan satu potongan informasi secara bergantian.
Jika kegiatan ini dilakukan secara tertulis, kita bisa meminta peserta didik untuk menuliskan informasi sebanyak mungkin. Kita bisa memberikan pertanyaan ini sebagai tugas sebelum atau sesudah sesi KBM yang membahas topik tersebut.
Terdapat tiga hal tercermin dari jawaban peserta didik yang bisa guru observasi. Pertama, seberapa lengkap potongan informasi yang ditangkap peserta didik. Dalam hal ini, kita cukup berapa “banyak” informasi yang mereka ingat. Kemudian, apakah informasi yang disampaikan merupakan informasi inti atau sampingan.
Misalnya, guru mata pelajaran Fisika memberikan contoh bagaimana gaya sentrifugal dan sentripetal terjadi dalam balapan Formula 1. Sebuah topik bisa saja masih terlalu sulit dimengerti peserta didik, namun mungkin detil yang ia ingat adalah cerita Formula 1-nya. Pemahamannya tentang teori gaya sentripetalsentrifugalnya masih meleset.
Ketiga, seberapa mendalam pemahaman mereka terhadap materi. Dengan merujuk ke Taksonomi Bloom, kita dapat melihat apakah jawaban mereka mencerminkan: mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, atau bahkan menciptakan.
3. Apa yang saya belum mengerti?
Untuk pertanyaan “Apa yang saya belum mengerti?”, peserta didik akan diminta untuk menyampaikan apa yang mereka belum mengerti tentang topik pelajarannya. Pertanyaan ini adalah kunci dari berpikir kritis. Pada latihan ini, peserta didik akan paling butuh bantuan guru untuk bisa mengenali apa yang mereka tidak mengerti. Peserta didik mungkin bilang, “Banyak, Pak.” atau “Semua, Bu”. Maka kita bisa menjawab dengan, “Tidak apa, coba sebutkan satu butir saja yang kamu tidak mengerti.” Bagian paling penting dari refleksi, termasuk pada pertanyaan ini, adalah peserta didik mampu mengartikulasikan apa yang mereka mengerti dan tidak mengerti.
4. Bagaimana caranya supaya saya mengerti
Dalam pertanyaan “Bagaimana caranya supaya saya mengerti?”, peserta didik dipancing untuk sadar bahwa ada kondisi ideal yang harus mereka capai, misalnya ketika melakukan penelitian, mereka harus bisa mengikuti langkah-langkah metode penelitian dengan tepat. Pertanyaan ini membuat sadar jarak antara pengetahuan tentang penelitian yang mereka miliki dengan urutan langkah-langkah metode penelitian yang tepat.
Bimbing peserta didik untuk membuat rencana konkret. Jangan berhenti dengan jawaban, “Caranya dengan belajar lebih giat, Bu.” atau dengan jawaban serupa. Ada beberapa contoh strategi yang bisa mereka lakukan, seperti bertanya pada teman, bertanya pada guru, bertanya kepada narasumber pakar, browsing internet, dan lain-lain.