Modul Merdeka Belajar
1. Mengenal dan memahami diri sebagai pendidik
2. Mendidik dan mengajar
3. Mendampingi murid dengan utuh dan menyeluruh
4. Mendidik dan melatih kecerdasan budi pekerti
5. Pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan.
Mengenali dan memahami diri sebagai pendidik
Menurut Ki Hajar Dewantara, manusi merdeka adalah manusia yang bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin dan tidak tergantug pada orang lain.
Ki Hajar Dewantara pernah menyampaikan bahwa pendidikan itu menuntun tumbuh atau hidupnya keuatan kodrat yang ada pada anakanak, agar dapat memperbaiki lakunya ( bukan dasarnya ) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Pendidikan adalah kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya sebagai manusia atau anggota masyarakat.
Kita ini sekarang sedang membentuk masyarakat, membentuk budaya masa depan lewat murid-murid kita agar mereka menjadi manusia merdeka yang kelak akan menuntun murid-murid menjadi manusia merdeka.
Mendidik dan mengajar
Ki Hajar Dewantara mendefenisikan “ Pendidikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid.
Mendidik adalah menuntun agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik itu sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Mengajar adalah cara menyampaikan ilmu bagi kehidupan anak-anak secara lahir maupun batin.
Setiap siswa mempunyai kekuatan potensi yang berbeda yang perlu tuntunan dari guru atau orang dewasa.
Sistem pendidikan di zaman kolonial Belanda yaitu didasarkan atas didkriminasi yaitu adanya perbedaan terhadap anak-anak pribumi. Dimana dimasa ini pendidikan masih berpokus kepada ilmu pengetahuan dan kecerdasan saja, tanpa adanya pendidikan emosional dan olah rasa.
Sebagai manusia secara utuh harus menjadi dasar kita sebagai pendidik dalam mendampingi murid-murid, menuntukan tujuan belajar, merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid baik lahir maupun batin
Mendampingi murid dengan utuh dan menyeluruh
Menurt Ki Hajar Dewantara “ kodrat keadaan tidak bisa dipisahkan dari dasar pendidikan murid”.
Kodrat keadaan dibagi 2 yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam yaitu dasar pendidikan berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana mereka berada.
Kodrat zaman yaitu bagian dasar pendidikan yang berhubungan dengan isi dan irama
Ki Hajar Dewantara menyebutkan “ prinsip dalam melakukan perubahan itu disebut dengan asas tricon. Asas tricon itu ada 3 yaitu kontinyu, konvergen, dan konsentris.
Kontinyu yaitu lanjutan langsung dari kebudayaan itu sendiri
Konvergensi menuju arah kesatuan kebudayaan dunia atau kemanusiaan.
Konsentris berupa karakteristik dan sifat kepribadian sendiri sebagai pusat dalam lingkungan budaya dunia atau kemanusiaan
Mendidik dan melatih kecerdasan budi pekerti
Budi pekerti atau watak adalah hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan suatu tenaga.
Budi pekerti adalah perpaduan dari cipta (kognitif) dan rasa (afektif) sehingga menghasilkan rasa (psikomotorik).
Menurut Ki Hajar Dewanta “ keluarga adalah tempat utama dan yang paling baik dalam melatih karaktek anak agar siap menjalani hidup dalam masyarakat.
Teori konvergensi didasarkan 2 teori yaitu teoti tabularasa dan teori negarif.
Teori tabularasa adalah anak ibarat kertas kosong yang dapat diisi dan ditulis oleh pendidik dengan pendidikan dan pengetahuan.
Teori negatif yaitu anak ibarat kertas yang sudah diisi penuh dengan berbagai macam coretan dan tulisan
Watak dibagi 2 yaitu bagian biologis dan intelligible.
Watak bagian biologis tidak dapat berubah dan menetap pada seseorang sejak anak-anak hingga dewasa. Contohnya rasa takut, malu, kecewa, iri, egois dan berani.
Sedangkan watak intelligible yaitu berubah karena pengaruh keadaan dan lingkungan karena adanya pendidikan.
Pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan
Metode pendidikan yang digunakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu sistem Among.
Asas metode yaitu di depan menjadi teladan atau contoh untuk para siswa, ditengah menjadi pendorong atau pemberi semangat dan dibelakang mengamati kemajuan para siswa.
Ing ngarso sung tulodo, In madya mangun karso dan Tut wuri handayani