Ruang Lingkup Keramik
Membicarakan ruang lingkup keramik maka dapat kita klasifikasikan ke dalam dua jenis, dalam hal ini adalah fungsional dan non fungsional atau hias.
Keramik dalam kriteria fungsional lebih kepada fungsi praktis yang merupakan tujuan utamanya, seperti; mangkuk, gelas, piring serta berbagai bentuk yang lain yang difungsikan sebagai penunjang kehidupan manusia.
Sedangkan keramik non fungsional dalam konteks ini adalah yang merupakan karya ekspresi seni bisa berbentuk patung keramik, atau karya seni keramik yang memiliki makna dan konsep penciptaan. Walaupun keramik dalam proses pencapaian pengakuan sebagai karya ekspresi melalui berbagai tahap, berawal dari hasil-hasil dari penciptaan perajin Cina, Korea dan Jepang adalah benda seni yang bergaris dinamis dan menyenangkan.
Benda yang sangat menggembirakan bagi mata dan sentuhan ini tetap digunakan sehari-hari. Pikiran mengenai estetika yang dinamis ini sangat berbeda dari estetika benda seni Yunani kuno yang diperhitungkan dan direncanakan dengan teliti.
Pola pikir estetika timur menjadi sumber inspirasi bagi seniman keramik di seluruh dunia sejak pikiran estetis ini diperkenalkan ke dunia barat oleh Bernard Leach pada tahun tigapuluhan, tetapi bagaimanapun hasil karya keramik yang dinamis dan indah ini tetap dikatakan hasil "kerajinan", baru pada akhir tahun limapuluhan beberapa seniman Amerika, melalui karya keramiknya, menimbulkan kesadaran aneka ragamnya kemungkinan yang ada pada tanah liat sebagai bahan dasar karya seni rupa.
Sepanjang sejarah memang ada patung persembahan, ubin keramik dan hiasan atap dibuat dari tanah liat yang membuktikan bahwa bahan ini telah dipakai untuk tujuan selain daripada hanya merupakan bahan produksi alat rumah tangga yang praktis. Tetapi objek keramik ini tidak pernah diakui sebagai medium untuk menyampaikan ekspresi pribadi. Penggunaan tanah liat sebagai alat untuk mengungkapkan ekspresi pribadi adalah suatu hal yang baru dalam dunia keramik. Saat ini ekspresi seni menggunakan medium keramik sudah sering kita temui, dan keberadaannya dapat diterima sebagai sebuah karya seni ekspresi dengan mengusung konsep tertentu.
Keramik menurut sebagian orang kadang-kadang masuk ke dalam jenis karya seni patung, pendapat tersebut tidaklah salah, sebab seni keramik mempunyai beberapa jenis produk yang saat ini dapat dijadikan media berekspresi seni baik jenis karya patung maupun karya fungsional, seniman dapat bebas mengolah tergantung dari tema yang akan diangkat dan menggunakan jenis yang mana akan divisualisasikan, bahkan saat ini karya keramik juga sudah lazim digunakan sebagai karya instalasi.
Kriteria Keramik
Beberapa kriteria keramik, yaitu:
a. Keramik Putih/keramik halus
Barang keramik ini memang berwarna putih maka jenis ini dikenal sebagai barang putih (White Ware), yang sebagian besar merupakan barang-barang pecah belah misalnya cangkir, piring, dan termasuk barang saniter, alat laboratorium, isolator listrik.
b. Bahan-bahan bangunan dari tanah
Yang tergolong disini adalah barang-barang yang dibuat dari bahan tunggal tanah liat dan yang dipakai sebagai bahan bangunan misalnya bata, genteng, pipa, tegel, alat-alat konstruksi dalam industri kimia dan sebagainya.
c. Gelas
Barang ini dihasilkan dengan pembakaran bahan mentahnya sehingga cair, kemudian dalam keadaan setengah kental dituangkan ke dalam cetakan, kekerasannya dicapai karena didinginkan kembali. Karena bahan dari gelas ini adalah bahan silikat dan proses pembuatannya melalui peleburan pada suhu tinggi maka industri gelaspun termasuk keramik.
Disamping menghasilkan barang-barang keperluan rumah tangga, industri gelas ini juga membuat barang-barang untuk keperluan laboraturium, bangunan dan kendaraan.
d. Email.
Yang dimaksud dengan barang-barang email ialah barangbarang logam yang permukaannya dilapis dengan selaput tipis dari sejenis gelas yang dilebur pada logam. Jadi barang email ini sesungguhnya adalah perkawinan antara keramik dan logam. Barang-barang email ini banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk keperluan rumah tangga seperti panci-panci, pecah belah dan lain sebagainya.
e. Bahan-bahan perekat mortel
Bahan-bahan ini adalah kapur, semen dan gips yang dibuat dari bahan pokok tanah/batuan dan yang proses pembuatannya memerlukan pembakaran pada suhu tinggi, oleh karena itu bahan-bahan ini digolongkan sebagai hasil keramik. Kapur dan semen merupakan bahan vital dalam dunia bangunan. Sedang gips dapat dipergunakan untuk bahan pencetak model-model, patung dan lain-lain. Bendabenda yang dibuat dari semen atau gips seperti balok-balok beton dan sebagainya bukanlah hasil keramik tetapi semen yang dipergunakan untuk membuat balok-balok itulah yang termasuk hasil keramik.
Media dan teknik seni keramik
a) Teknik Pijit Tekan
Teknik pijit tekan (pinch) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual. Caranya tanah liat dipijit tekan dari bentuk bola menjadi bentuk yang diinginkan dengan menggunakan jari-jari tangan.
b) Teknik Pilin
Teknik pilin (coil) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual caranya tanah liat digulung hingga terbentuk pilinan tanah.
c) Teknik Lempengan
Teknik lempengan (slab) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual dengan membentuk lempengan menggunakan rol. Lempengan digunakan untuk membuat karya keramik yang berbentuk persegi atau silinder.
d) Teknik Cetak
Teknik pembentukan dengan acuan alat cetak dapat digunakan untuk memproduksi produk kerajinan keramik dalam jumlah yang banyak, dan waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Teknik cetak meliputi: cetak padat dengan teknik press (tekan) dan cetak basah atau cair dengan teknik cor.
e) Teknik Putar
Teknik pembentukan badan keramik dengan menggunakan alat putar kaki (kickwheel) dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris.
Sumber: Hildawati Siddhartha, Seni Keramik Modern, KIAS Seni Budaya, 1991, Bandung, halaman, 155