Pada umumnya prinsip kerja dari Maglev train adalah dengan memanfaatkan daya tolak-menolak dan gaya tarik-menarik antara medan magnet yang berada pada rel (railway) dengan kereta itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk membuat kereta ini terangkat dari lintasannya dibutuhkan medan magnet yang sangat kuat.
Tentu saja untuk mendapat medan magnet yang kuat dibutuhkan magnet batang dengan jumlah yang sangat banyak, namun permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan penerapan hukum Lenz.
Dalam hukum Lenz disebutkan bahwa:
“Arus imbas akan muncul dalam arah yang sedimikan rupa sehingga arah tersebut menentang perubahan yang menghasilkannya”
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hukum Lenz ini hanya berlaku pada rangkaian penghantar ruangan tertutup. Sehingga bila terdapat perubahan fluks magnet dalam ruang yang dikelilingi sistem kawat yang membentuk kumparan tertutup (rangkaian sistem tertutup), maka akan mengakibatkan terciptanya medan magnet yang melawan perubahan fluks magnet dalam sitem itu.
Daya angkat magnet dapat dilihat berdasarkan material magnet dan system yang dapat menarik atau menekan bagian masing-masing (antara kereta dengan dinding lintasan) secara bersama-sama dengan gaya yang bergantung pada medan magnet dan area dari magnet itu sendiri, sehingga tekanan oleh magnet (magnetic pressure) dapat diketahui.
Tekanan magnetic dari magnet dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Biasanya design dari Maglev train ini dibuat streamline (langsing) atau aerodinamis yang bertujuan untuk mengurangi gesekan terhadap udara, sehingga kereta ini dapat bergerak dengan cepat mengingat tidak terdapat gesekan antara kereta dengan rel (lintasannya).