Bagaimana Cara Menata Lingkungan Belajar/ Bermain Anak Usia Dini (PAUD)? Lingkungan belajar anak adalah dunia bermain mereka baik di dalam (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor).
Foto: kemdikbud.go.id |
Cara Menata Lingkungan Bermain Anak Usia Dini
Penataan lingkungan belajar merupakan penataan lingkungan fisik, baik di dalam maupun di luar ruangan. Penataan lingkungan termasuk seluruh asesoris yang digunakan , baik di dalam maupun di luar ruangan, seperti: bentuk dan ukuran ruang, pola pemasangan lantai, warna dan hiasan dinding, bahan dan ukuran mebeulair, bentuk, warna, ukuran, jumlah, dan bahan berbagai alat main yang digunakan sesuai dengan perencanaan.
Fungsinya Menata Lingkungan Belajar Anak sebagai berikut:
- Mempersiapkan lingkungan fisik yang aman, nyaman, menarik, dan didesain sesuai dengan perencanaan sehingga mendorong anak untuk mengoptimalkan perkembangannya.
- Mendukung anak untuk mandiri, bersosialisasi dan menyelesaikan masalah.
Prinsip yang Harus Diperhatikan Dalam Menata Lingkungan Belajar PAUD :
1. Membuat anak merasa aman
2. Membuat anak merasa nyaman
3. Mendorong anak untuk dapat bereksplorasi
4. Mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya
5. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak
6. Memperhatikan karakteristik anak, kemampuan anak, latar belakang keluarga, lingkungan bermain, dan budaya setempat.
7. Lingkungan main yang ditata dapat membantu anak memperkirakan berbagai kegiatan yang akan dilakukan, baik pelaksanaannya (kelompok atau individu) maupun tempat alat main yang dibutuhkan.
8. Mengembangkan kemandirian.
Lingkungan yang ditata dengan rapi, semua mainan yang boleh digunakan anak ditata dalam rak yang terjangkau anak, membuat anak dapat secara mandiri mengambil dan menyimpan kembali, tanpa harus minta tolong pendidik. Apabila di satuan PAUD menerima anak berkebutuhan khusus dengan kursi roda, ramp harus tersedia agar anak bisa mengakses lingkungan tanpa harus tergantung pada orang lain.
9. Mengembangkan kepercayaan diri anak.
Lingkungan yang ditata sesuai dengan kondisi anak dapat membangun kepercayaan diri anak, bahwa mereka mampu melakukannya. Lingkungan yang penuh tantangan, tetapi aman dilakukan anak, mendorong anak untuk mencari jalan keluar untuk mengatasi setiap tantangan yang ada. Hal ini menumbuhkan kreativitas dan sikap pantang menyerah.
10. Mengembangkan keterampilan motorik halus.
Koordinasi tangan-mata, keterampilan sosial, keaksaraan awal, sains dan teknologi, kemampuan matematika, serta kemampuan berkomunikasi.
Lingkungan yang memfasilitasi dengan berbagai kegiatan langsung, tidak semata-mata terfokus pada kegiatan akademik, akan mendorong anak senang terlibat dalam kegiatan tersebut.
1. Ruang/tempat yang digunakan untuk pembelajaran harus bisa menarik dan mengundang minat anak untuk bermain di situ.
2. Segala sesuatu dan setiap tempat harus mengandung unsur pendidikan. Dari warna, cahaya, tanaman, kamar mandi, dapur, pintu gerbang, dan penataan bahan- bahan main ditata dengan nilai-nilai keindahan.
3. Aman, nyaman, sehat. bebas dari benda-benda yang dapat melukai anak serta binatang-binatang kecil yang berbisa.
4. Menekankan pada berbagai macam media termasuk bahan-bahan alam, bahan daur ulang, dan lain-lain.
Bahan-bahan main disimpan di dalam tempat yang mudah digunakan dan disimpan kembali oleh anak. Prinsip-prinsip Permainan sebagai berikut:
1. Prinsip Produktivitas Permainan edukatif harus dapat mengembangkan sikap produktif pada diri anak sebagai pengguna dan pemain dalam permainan itu sendiri. Harus bersifat mendidik kegiatan yang positif bagi anak.
2. Prinsip Aktivitas Permainan edukatif harus mampu mengembangkan sikap aktif pada anak. Permainan yang digunakan dan dapat diterapkan langsung dengan anak (siswa terlibat langsung).
3. Prinsip Efektivitas dan Efisiensi Prinsip ini menjadi tolak ukur dari efek permainan edukatif yang digunakan. Permainan yang digunakan bisa dibuat dari bahan-bahan yang tidak terpakai (daur ulang).
4. Prinsip Kreativitas Melalui permainan, diharapkan anak mampu merancang sesuatu yang baru dan berbeda dan menimbulkan kepuasan pada anak. Permainan dapat menimbulkan anak secara kreatif dalam melaksanakan suatu kegiatan.
5. Prinsip Mendidik dengan Menyenangkan Permainan edukatif harus memperhatikan sisi kemampuan anak. Sehingga dapat menghasilkan kegiatan yang positif dan dapat menyenangkan si anak, agar permainan yang digunakan tidak bosan.
Ciri-ciri Alat dan Perlengkapan Permainan yang Aman :
- Multifungsi (serba guna), banyak digunakan untuk kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi si anak.
- Menarik, barangnya unik, lain dari pada yang lain. Misalnya, dari segi bentuk, warna, dan sebagainya.
- Berukuran besar dan mudah digunakan, barangnya tidak sulit untuk dimainkan, misalnya bola.
- Awet (tahan lama), jika dibanting tidak mudah rusak, misalnya bahan yang dibuat terbuat dari karet.
- Sesuai dengan kebutuhan, barang yang dibutuhkan sesuai dengan keinginan. Misalnya ingin bermain bermain bongkar pasang, bisa dibelikan puzzle.
- Tidak membahayakan anak, barang yang digunakan aman bagi anak, jangan di kasih petasan. Misalnya dakonan.
- Mendorong anak untuk bermain bersama, barangnya bisa menarik perhatian si anak untuk memainkan secara bersama, seperti bola, dakonan, plastisin, dll.
- Dapat mengembangkan daya fantasi, barang yang digunakan dapat mengeksplor daya imajinasi anak-anak, seperti plastisin, bisa di ubah-ubah bentuknya.
- Bukan karena kelucuan atau kebagusannya, barang yang digunakan unik, bermanfaat, dan dapat menghasilkan kegiatan positif. Misalnya puzzle, dapat mengasah otak, melatih koordinasi mata dan tangan, melatih nalar melatih kesabaran,pengetahuan
- Jika memungkinkan, gunakan alat-alat yang terbuat dari bahan yang murah dan mudah didapat. Misalnya bola plastik, mobil-mobilan dari gedebog, dll.
5 (lima) Syarat bermain dan permainan edukatif untuk anak usia dini
Syarat Bermain dan Permainan Edukatif Anak Usia Dini Bermain dapat memberikan manfaat yang maksimal pada anak jika terpenuhi syarat-syaratnya. Ada 5 syarat bermain dan permainan edukatif untuk anak usia dini yaitu:
a. Play Time
Anak harus memiliki waktu yang cukup dalam bermain. Masa usia dini merupakan masa bermain, bukan masa anak untuk dipaksa belajar atau bekerja. Saat yang tepat untuk anak bermain dapat disesuaikan dengan jenis permainan. Jika permainan di luar ruangan (gross motor/fungsional play) sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari, agar anak merasa nyaman dengan udara yang sejuk dan tidak panas.
b. Play Things
Jenis alat permainan harus disesuaikan dengan usia anak dan taraf perkembangannya. Alat permainan hendaknya memnuhi kriteria:
- Aman bagi anak
- Ukuran, bentuk dan warna sesuai usia anak dan taraf perkembangannya,
- Berfungsi mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak,
- Dapat dimainkan secara bervariasi/cara
- Merangsang partisipasi aktif anak, menurut DR. Fitzhugh Dodson porsinya 90 % aktivitas anak dan 10% aktivitas alat permainan,
- Sesuai kemampuan anak (tidak terlalu sulit atau terlalu mudah)
- Menarik dari segi warna dan bentuk atau suara (jika bersuara)
- Tahan lama/tidak mudah rusak
- Mudah didapat dan dekat dengan lingkungan anak
- Diterima oleh semua budaya
- Jumlah alat permainan yang digunakan hendaknya cukup, dengan kebutuhan anak, tidak terlalu sedikit atau tidak terlalu banyak.
c. Play Fellows
Anak harus merasa yakin bahwa ia mempunyai teman bermain jika ia memerlukan. Teman bermain dapat ditentukan anak sendiri, apakah itu orangtua, saudara atau temannya. Jika anak bermain sendiri, maka ia akan kehilangan kesempatan belajar dari teman-temannya. Sebaliknya kalau terlalu banyak bermain dengan anak lain, maka dapat mengakibatkan anak tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk menghibur diri sendiri dan menemukan kebutuhannya sendiri.
d. Play Space
Untuk bermain perlu disediakan tempat bermain yang cukup untuk anak sehingga anak dapat bergerak dengan bebas. Luas tempat bermain dapat disesuaikan dengan jenis permainan dan jumlah anak yang bermain.
e. Play Rules
Anak belajar bermain, melalui mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya atau diberitahu caranya oleh orang lain (guru atau orangtua). Cara yang terakhir adalah yang terbaik, karena anak tidak terbatas pengetahuannya dalam menggunakan alat permainannya dan anak akan mendapat keuntungan lebih banyak lagi. Jadi permainan yang baik adalah permainan yang ada cara/aturan bermainnya.