Futuristic model memasukkan pendekatan yang berpusat pada pembelajar ke dalam pendidikan di mana pembelajar mengerti kekuatan dan kelemahannya sebagai pembelajar, dan di mana pembelajar dapat diberikan kuasa untuk menjadi pembelajar seumur hidup (life-long learner).
Pengalaman belajar dirancang untuk membantu pembelajar untuk mengintegrasikan pengetahuan yang baru dan meningkatkannya melalui wawasan yang baru dengan membandingkan, membedakan, menginduksi, mendeduksi dan menganalisis.
Model Futuristik adalah suatu model memasukkan pendekatan yang berpusat pada pembelajar ke dalam pendidikan di mana pembelajar mengerti kekuatan dan kelemahannya sebagai pembelajar, dan di mana pembelajar dapat diberikan kuasa untuk menjadi pembelajar seumur hidup (life-long learner).
Sebagai tambahan, pengalaman belajar menyediakan kesempatan bagi pembelajar untuk menggunakan pengetahuan itu secara bermakna dalam (1) pengambilan keputusan yang diinformasikan, (2) pemikiran yang kritis, kreatif dan futuristik , dan (3) pemecahan masalah.
Model futuristik dibentuk dengan asumsi bahwa masa depan berbeda dengan masa lalu. Oleh karena itu pembelajar perlu di didik agar mereka siap untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Perspektif masa depan sering dikaitkan dengan kurikulum rekonstruksi sosial, yang menekankan kepada proses mengembangkan hubungan antara kurikulum dan kehidupan sosial, yang menekankan kepada proses mengembangkan hubungan antara kurikulum dan kehidupan sosial, politik, dan ekonomi masyarakat.
Setiap individu harus mampu mengenali berbagai permasalahan yang ada di masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan yang sangat cepat.
Dengan kata lain, kurikulum dengan futuristic model akan mencetak pembelajar yang diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang akan timbul di masa mendatang, juga mempersiapkannya untuk terjun ke dalam masyarakat masa depan sesuai dengan prediksi yang telah dilakukan.
Ada tiga pendekatan dalam implementasi model kurikulum ini, yaitu:
- Materi akan disediakan melalui berbagai representasi dengan berbagai strategi untuk merealisasikannya.
- Kurikulum akan dirancang sebagai modul dan diakses melaui jaringan (network).
- Materi, pengalaman dan dukungan akan diambil dari sumber yang luas dan terintegrasi dalam struktur inti suatu kurikulum. (_____, 2009, http://www.scribd.com/doc/13977506/Teacher-Professionalism)
Fase perancangan kurikulum futuristic model
Fase perancangan kurikulum futuristic model adalah sebagai berikut.
1. Membuat Proyeksi atau Prediksi
Dalam futuristic model proyeksi atau prediksi mengenai apa yang akan dibutuhkan masyarakat di masa depan merupakan langkah awal untuk mendapatkan data. Metode yang dipakai adalah metode yang sama pada futurology, yaitu ilmu yang mempelajari segala hal yang memungkinkan terjadi di masa depan dengan pendekatan ilmiah. Metodologinya dikenal dengan „3P 1W‟, yaitu:
- possible, yakni segala kemungkinan yang dapat terjadi dalam konteks logis dan rasional
- probable, yakni segala kemungkinan yang sifatnya dugaan atau perkiraan,
- preferable futures, yakni masa depan yang diharapkan, dan
- wildcards (kartu liar), yakni segala hal yang memiliki probabilitas rendah namun pengaruh yang besar baik positif maupun negatif. Metode wildcards jarang sekali digunakan karena landasan filosofisnya yang kurang kuat (Wikipedia, 2009).
Dalam model kurikulum ini, prediksi dilakukan terhadap kebutuhan sosial masyarakat terutama dari faktor pekerjaan, pendidikan dan penanggulangan masalah sosial.
2. Menentukan Tujuan Pendidikan Ideal
Dalam tahapan pembuat kurikulum ini menentukan tujuan pendidikan ideal yang ada berkaitan dengan hasil proyeksi. Mirip dengan needs assessment model, tujuan pendidikan yang dirancang merupakan tujuan pendidikan yang ideal, artinya belum mempertimbangkan faktor pembelajar.
3. Integrasi Tujuan Pendidikan Ideal dengan Kondisi Pembelajar Terkini
Pada tahapan ketiga ini, pembuat kurikulum mengintegrasikan tujuan pendidikan dengan kondisi terkini pembelajar dan membuat prioritas tujuan pembelajaran. Hasilnya merupakan rancangan kurikulum.
4. Implementasi Kurikulum
Dalam tahapan ini kurikulum diimplementasikan kepada pembelajar. Evaluasi kurikulum sebaiknya dilakukan secara berkala agar perbaikan-perbaikannya juga dapat dilakukan secara berkala sehingga output pembelajar semakin baik.
Program belajar atau kurikulum yang dirancang untuk peserta didik di masa depan harus mempertimbangkan esensi dan fungsi pokok pendidikan dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia yang diperlukan untuk kehidupan mereka di masyarakat, dan sekaligus mempertimbangkan karakteristik perbedaan kelompok peserta didik di masing-masing jenis dan jenjang satuan pendidikan.
Konsep dasar yang komprehensif dan luas tentang fungsi pendidikan tidak hanya dipergunakan untuk semua masyarakat, tetapi hendaknya tertuju pada suatu kajian tentang praktek dan kebijakan pendidikan pada tingkat awal dari semua negara yang memberikan suatu landasan yang mantap bagi praktek belajar peserta didik di masa depan dan keterampilan hidup (life skills) yang esensial untuk menghidupi sebuah kehidupan yang konstruktif dalam masyarakat.
Contoh konkret dari kurikulum ini adalah merebaknya kurikulum pengoperasian komputer mulai dari software, hardware dan progamming pada hampir seluruh SMA dan SMK di Indonesia dewasa ini. Pembelajar dipersiapkan untuk sanggup bersaing dalam era globalisasi dan perdagangan bebas yang akan terjadi di masa mendatang.