Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Teater setiap Fase. CP Seni
Teater SD, SMP, SMA, SDLB, SMPLB, DAN SMALB Program Guru Penggerak
1. Fase A (Umumnya Kelas I dan II SD)
Pada akhir fase A, peserta didik memahami elemen-elemen dasar acting melalui
proses bermain seperti gerakan-gerakan sederhana, respon terhadap sumber bunyi
dan suara, serta cerita atau kejadian sehari-hari dengan cara penyampaian
melalui proses peniruan (mimesis). Melalui pengalaman ini, peserta didik mulai
memperkaya diri dengan wawasan tentang mengenal diri sendiri, orang lain dan
lingkungan melalui eksplorasi mimik, suara dan gerak tubuh.
Pada akhir fase ini, peserta didik mulai mengenali secara sadar dan kemudian
mengekspresikan ragam emosi, belajar berdisiplin dalam mengikuti instruksi
permainan teater.
2. Fase B (Umumnya Kelas III dan IV SD)
Pada akhir fase B, peserta didik telah mampu memahami berbagai teknik dasar
akting (pemeranan) melalui proses meniru (mimesis), memahami gerak tubuh,
suara/vokal secara lebih mendalam sesuai tokoh/peran. Selanjutnya, peserta
didik mulai mengenal aneka peran yang berbeda dalam memproduksi pertunjukan,
menyumbang gagasan dan hasil latihan bersama orang lain sebagai wujud dari
kemampuan bekerjasama. Melalui pengalaman ini, peserta didik diharapkan mampu
berkolaborasi untuk mencapai pertunjukan dengan mengenal peran dan fungsi
masing- masing serta mampu mengendalikan emosi dalam berkolaborasi.
3. Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD)
Pada akhir fase C, peserta didik memahami ragam teknik berteater sederhana;
seperti akting (pemeranan) dan dinamika kelompok seperti improvisasi, atau
elaborasi penokohan melalui aksi dan reaksi. Selanjutnya, peserta didik
memahami adanya aturan dalam bermain teater dan kerja ansambel, gambaran
susunan pertunjukan seperti alur cerita, latar dan tokoh dalam proses produksi
pertunjukan sederhana.
Pada fase ini, peserta didik dapat mulai diperkenalkan dengan tema cerita
tradisi untuk memperkaya wawasan kebudayaan. Melalui pengalaman ini, peserta
didik diharapkan mampu berkolaborasi dalam mencapai pertunjukan, belajar
bertanggung jawab atas peran masing- masing, mampu memberi respon dan
antisipasi untuk menguasai panggung, baik secara individual maupun kelompok.
4. Fase D (Umumnya untuk kelas VII, VIII dan IX SMP)
Pada akhir fase D, peserta didik dapat memahami penggunaan sederhana seluruh
elemen pertunjukan teater secara utuh (unity) termasuk didalamnya teknik
keaktoran, penyutradaraan dan memahami fungsi elemen artistik seperti kostum,
properti, musik, dan tata panggung untuk menyampaikan cerita, terutama yang
berhubungan dengan tema- tema yang bersifat remaja atau faktual.
Pada akhir fase ini, selanjutnya peserta didik telah diperkenalkan dengan
ragam bentuk teknik dan genre teater seperti teater realis, teater komedi,
atau teknik dramatic reading. Melalui pengalaman ini, peserta didik diharapkan
mampu menyusun skema pertunjukan sederhana secara mandiri dan kemudian
menuangkan ide dan gagasan ke dalam bentuk naskah dan desain sederhana
pertunjukan.
Peserta didik mampu mengaplikasikan proses peniruan tokoh atau karakter
(mimesis) berdasar pada analisis karakter tokoh (fisik, psikologis dan
sosiologis) agar mampu menafsir dan menjiwai peran tokoh secara akurat dan
meyakinkan.
5. Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA)
Pada akhir fase E, peserta didik mampu bertindak sebagai penjelajah, dengan
melakukan observasi, pengumpulan data serta peristiwa sebagai dasar untuk
membuat lakon yang berlatar pada persoalan kehidupan di sekitarnya. Peserta
didik juga mampu memahami ragam teater bergenre propaganda seperti perpaduan
teater realis dan non-realis dalam bentuk teater gerak, teater politik,
musikalisasi puisi, atau bereksperimen dengan proses penulisan struktur cerita
dramatis yang lebih bervariasi melalui kegiatan improvisasi.
Selanjutnya peserta didik memahami bagaimana tubuh, pikiran, suara, dan tata
artistik serta teknologi berpadu dalam proses kreatif untuk membentuk
pertunjukan berdasar riset dan cara kerja kolaborasi. Melalui pengalaman ini,
peserta didik diharapkan mampu mengenali situasi lapangan yang dihadapi,
menghadirkan solusi, serta berempati terhadap sesama dan lingkungannya.
6. Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)
Pada akhir fase F, peserta didik mampu merancang atau memproduksi teater
orisinl dengan sentuhan baru dengan tema remaja/ isu kekinian atau,
menganalisis dan mengevaluasi karya sendiri dan karya profesional yang
bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas estetik digunakan dalam
menyampaikan maksud, ide-ide ekspresif, serta makna. Melalui proses kreatif,
pada akhir fase, peserta didik mampu merancang atau memproduksi pertunjukan
teater dengan variasi genre teater, tata artistik dan teknologi yang telah
dipelajari.
Melalui pengalaman ini, pada akhir fase F, peserta didik diharapkan tidak
hanya peka terhadap kondisi lingkungan yang dihadapi, tetapi juga mampu
berpikir kritis dalam melihat dan menyampaikan sebuah karya, serta berpikir
kreatif dalam memanfaatkan media, teknologi serta sumber daya yang tersedia di
sekitarnya untuk menyampaikan pesan melalui Seni Teater.
SD, SMP, SMA, SDLB, SMPLB, DAN SMALB
KLIK UNTUK DOWNLOAD