Dalam masalah pencemaran, salah satu sumber perubahan lingkungan yaitu akibat kegiatan manusia atau proses alam, bentuk perubahannya adalah berubahnya konsentrasi suatu bahan dalam lingkungan dan merosotnya fungsi lingkungan untuk menunjang kehidupan.
Merosotnya kualitas lingkungan juga tidak akan menjadi perhatian besar jika tidak terkait dengan kebutuhan hidup manusia sendiri sehingga bahasan tentang pencemaran dan konsep penanggulangannya lebih mengarah kepada upaya mengenai bentuk kegiatan manusia yang menjadi sumber pencemaran.
Jatuhnya penestrasi zat pencemar ke dalam tubuh tergantung pada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat bertahan disaluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat kecil dan gas dapat mencapai paru-paru kemudian zat pencemar diserap oleh system peredaran darah dan menyebar keseluruh tubuh.
Dampak yang paling umum adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) termasuk diantaranya asma, bronkitis, dan gangguan pernafasan lainya. Seperti halnya penyakit asbestosis yang disebabkan oleh terhisapnya debu atau serat asbes melalui pernapasan.
Dalam suatu penelitian pada tahun 2005 World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 107.000 kematian tahunan global disebabkan oleh mesothelioma kanker paru-paru yang berhubungan dengan asbes dan asbestosis. Pajanan asbes diperkirakan menyebabkan 43.000 kematian karena mesothelioma dan 7000 kematian karena asbestosis di seluruh dunia (WHO, 2005)
Asbes dapat digolongkan menjadi dua bagian. Golongan serpentine (krisotil yang merupakan hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11) H2O), dan amphibole dari mineral-mineral pembentuk batuan, termasuk: actinolite, amosite, anthophyllite, chrysotile, crocidolite, dan tremolite.
Pengertian Asbestosis
Asbestosis adalah penyakit pneumoconiosis yang diakibatkan oleh penimbunan serat asbes dalam paru. Asbes adalah senyawa kompleks magnesium yang mengandung senyawa oksida silicon. Selain magnesium, ada beberapa jenis asbes yang senyawa kompleksnya terdapat logam besi (Fe), kalsium (Ca), dan Natrium (Na). Secara mineralogis, klasifikasi asbes menurut Patty adalah seperti tercantum pada Gambar dibawah ini.
Klasifikasi Mineralogis dari Asbes
Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisahpisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel. Pendapat lain menyatakan bahwa berdasarkan komposisi mineralnya, asbes dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu golongan serpentin dan golongan amfibol.
Golongan serpetin, yaitu mineral krisotil yang merupakan hidroksida magnesium silikat dengan formula kimia Mg6(OH)6 (Si4O11) H2O.
Golongan amfibol, yaitu mineral jenis varitas krosidolit, antropolit, amosit, aktinolit dan tremolit. Walaupun sudah jelas mineral abses terdiri dari selikat-selikat kompleks, tetapi dalam menulis komposisi mineral asbes terdapat perbedaan.
Menghirup udara yang mengandung serat asbes dapat menimbulkan terbentuknya:
1. Jaringan parut pada paru, yang menyebabkan paru-paru tidak dapat mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya.
2. Beratnya penyakit asbestosis tergantung pada kadar/jumlah dan ukuran serat asbes yang terhirup serta lamanya paparan.
3. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari serat yang terbawa ke rumah pada pakaian tenaga kerja.