Blended learning juga dapat dipandang sebagai respon terhadap perkembangan teknologi. Ini tidak hanya dilihat sebagai kombinasi online dengan pembelajaran tatap muka. Tetapi sebagai peluang untuk mengintegrasikan kemajuan inovasi teknologi yang dapat diberikan secara online dan tatap muka. Juga sebagai solusi menjawab tantangan dalam merangkai pembelajaran dan pengembangan individu siswa (Thorne, 2003).
Pengertian Blended Learning
Blended learning merupakan konsep yang menawarkan kombinasi pembelajaran online dan pembelajaran tatap muka (tradisional). Model ini menjadi alternatif untuk pembelajaran daring yang banyak digunakan di negara-negara maju.
Model ini dikembangkan untuk menjawab tantangan bahwa pembelajaran daring penuh (e-learning) ternyata tidak dapat diterapkan pada banyak instansi pendidikan. Hal ini dikarenakan ada aspek pembelajaran yang tidak bisa disampaikan hanya dengan pembelajaran online. Selain itu, model elearning menuntur siswa mandiri dan memiliki motivasi belajar yang tinggi
Selaras dengan Thorne, Dziubal dkk. (2018) menyatakan bahwa blended learning telah mengkonfigurasikan dirinya dalam normal barn. Blended learning menawarkan potensi untuk meningkatkan proses belajar mengajar dalam lingkungan pendidikan yang lebih responsif terhadap gaya hidup siswa kontemporer.
Sedangkan Brian dan Volchenkova (2016) menyatakan bahwa inovasi teknologi memperluas jangkauan solusi pembelajaran. Menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif, meningkatkan akses dan fleksibilitas, atau mengurangi biaya belajar. Sistem pembelajaran blended learning akan memungkinkan perpaduan antara pengalaman tatap muka dan yang dimediasi komputer.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa blended learning adalah perpaduan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online yang dapat meningkatkan efektifitas, akses, dan aksepbilitas dalam pengembangan potensi individu siswa.
Menurut Chaeruman dan Maudiarti (2018) terdapat empat ruang belajar dalam blended learning yaitu sinkron langsung give synchronous), sinkron virtual (virtual synchronous), asinkron mandiri (self-paced asynchronous), dan asinkron kolaboratif (collaborative asynchronous).
Sumber: Chaeruman dan Maudiarti (2018) |
Sinkron langsung (live synchronous) merupakan pembelajaran yang dilakukan secara langsung dengan tatap muka dalam waktu (real time) dan tempat yang sama. Pembelajaran di kelas yang biaya dilakukan di sekolah dengan adanya interaksi tatap muka antara guru dan siswa inilah sinkron langsung.
Sinkron virtual (virtual synchronous) merupakan pembelajaran yang dilakukan secara langsung dengan tatap maya dalam waktu yang sama (real time) tetapi tempat berbeda. Pembelajaran secara tatap maya dengan menggunakan berbagai macam teknologi video conference inilah sebagai sinkron virtual.
Asinkron mandiri (self-directed asynchronous) merupakan pembelajaran yang dilakukan secara mandiri kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat mengambil inisiatif sendiri untuk menentukan kebutuhan dan tujuan belajar. Juga mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan menerapkan strategi pembelajaran, serta mengevaluasi hasil pembelajaran.
Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan melihat, membaca, mendengar, dan memperhatikan learning object dalam berbagai jenis. Media yang digunakan bisa melalui video, televisi, radio, atau podcast
Asinkron kolaboratif (collaborative asynchronous) merupakan pembelajaran yang dilakukan secara bersama dengan orang lain kapanpun dan dimanapun. Pembelajaran ini dilakukan dengan saling mengkritisi, mendiskusikan, mengevaluasi, membandingkan, serta meneliti yang dimediasi oleh teknologi kolaboratif. Misalnya berdiskusi atau bekerja bersama dalam forum diskusi online, blog, Lark dan sebagainya.
Dalam masa pandemi ini dari empat ruang belajar yang ada hanya ruang belajar sinkron langsung give synchronous) yang tidak bisa diterapkan. Proses pembelajaran yang berlangsung bisa menggunakan ketiga ruang belajar lainnya (Chaeruman, 2020).
Ketiga ruang belajar ini (sinkron virtual, asinkron mandiri, dan sinkron kolaboratif) telah menjadi habit bagi guru, siswa, dan orang tua. Ketiganya telah menjadi roh dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada masa pandemi.
Baca Juga : Mengapa memilih Blended Learning?