Penerapan Blended Learning dalam pembelajaran menurut Graham, Allen, dan Ure dalam Graham (2006) dilakukan karena tiga alasan, yaitu pengembangan pedagogi, peningkatan akses dan fleksibilitas, serta efektivitas biaya. Ini sangat sesuai dengan kondisi pembelajaran pada masa "New Normal" yang membutuhkan kreatifitas dan inovasi guru dalam mengelola pembelajaran. Juga pembelajaran yang dapat diakses dengan mudah dan bersifat fleksibel. Tidak kalah pentingnya pula efektifitas pembiayaan pendidikan yang dibutuhkan.
Mengapa memilih Blended Learning?
Pengembangan pedagogi
Tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan pedagogi (seni atau ilmu mengajar) tradisional. Pedagogi tradisional lebih fokus pada pemebelajaran tatap muka di kelas. Dengan dilaksanakannya pembelajaran online yang memanfaatkan teknologi informasi tentunya akan terjadi perubahan dalam pedagogi.
Dari pedagogi tradisional akan berkembang menjadi pedagogi digital (digital pedagogy). Pedagogi digital akan mempengaruhi gaya dan startegi mengajar guru dengan memanfaatkan teknologi informasi. Guru yang menguasai pedagogi digital akan tahu kapan mengajar menggunakan teknologi informasi dan kapan tidak menggunakan. Guru akan dapat menarik perhatian siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran online. Guru juga dapat menanamkan etika penggunaan teknologi informasi dan komunikasi kepada siswa.
Peningkatan akses dan fleksibilitas
Pembelajaran berbasis teknologi informasi sekarang ini sangat mudah diakses oleh semua guru dan siswa. Disamping pembelajaran tatap muka langsung di sekolah, guru juga bisa menggunakan platform digitaL Sudah sangat banyak tersedia platform digital yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran bisa menggunakan media yang sederhana seperti WhatsApp (WA) atau menggunakan sistem pembelajaran kelas digital seperti Kelas Maya di Rumah Belajar, Google Classroom, Edmodo, dan sebagainya. Pembelajaran berbasis teknologi informasi juga bersifat fleksibel, bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dengan apa saja. Siswa tidak terikat oleh tempat, waktu, dan perangkat media pembelajaran. Jadi benar-benar memberikan keleluasaan siswa untuk belajar
Efektifitas biaya
Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah di era "New Normal" ini membutuhkan biaya yang tidal( sedikit Sekolah harus menyiapkan pembiayaan pembelajaran yang lebih dari pembelajaran yang dilakukan sebelum pandemi.
Pembiayaan tambahan ini digunakan untuk memenuhi standar protokol kesehatan. Apabila pembelajaran menerapkan blended learning maka beban pembiayaan tidak bertumpu pada sekolah, terjadi cost sharing dengan masyarakat (orang tua siswa).
Dengan blended learning akan bisa menjangkau seluruh kalangan dari berbagai tempat Siswa tidak harus belajar di sekolah sehingga bisa memangkas biaya untuk memenuhi standar protokol kesehatan. Siswa dan guru bisa memanfaatkan buku digital untuk sumber belajar sehingga tidak perlu membeli buku cetak yang harganya sekarang ini mahal.
Begitu juga dengan kebutuhan laboratorium, bagi sekolah yang belum mempunyai laboratorium bisa memanfaatkan laboratorium maya. Bisa dibayangkan berapa biaya yang dibutuhkan seandainya sekolah harus membangun sebuah laboratorium.