Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu akan menunjukan peningkatan kinerja siswa.
Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak Lanjut Pembelajaran
Dimana siswa menjadi lebih fasih dan terampil. Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya. Siswa menjadi lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan yang lebih tinggi.
Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru untuk “bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru.
Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan tindak lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.
Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran.
Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012). Silakan membaca dan mencermatinya.
Kategori Kompetensi dan Contoh Analisisnya
1. Perlu Intervensi Khusus
Kebutuhan
Sebagai pemula siswa biasanya memiliki persyaratan belajar yang sama dan perlu mempelajari keterampilan dan konten yang sama.
Cara Formal/Informal
Para pemula membutuhkan strategi belajar yang lebih formal dan instruksional, yang memberikan pengalaman dan kesempatan belajar yang serupa kepada semua siswa pemula
Struktur Pembelajaran
Konten pembelajaran untuk pemula yang dan bersifat mendasar. Meskipun demikian kunci pembelajaran terletak pada alur pengajaran yang intensif dan program yang terstruktur.
Pendekatan
Training atau pelatihan intensif
2. Dasar
Kebutuhan
Siswa sudah mulai kompeten dan berusaha untuk mengasah keterampilan mereka saat mereka merasa nyaman.
Cara Formal/Informal
Mengandalkan program pelatihan yang lebih maju yang mencakup lebih banyak latihan, simulasi, dan pemecahan masalah
Struktur Pembelajaran
Pembelajaran untuk siswa dengan tingkat kompeten dasar, masih didorong oleh program yang terstruktur, namun perlu pula mulai memperkenalkan lebih banyak variasi ke dalam desain pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan individu yang muncul.
Pendekatan
Coaching, simulasi, dan pemecahan masalah angat penting untuk meningkatkan kinerja dan tingkat kenyamanan - siswa pada tingkat kompetensi dasar.
3. Cakap
Kebutuhan
Siswa dengan tingkat kompetensi cakap memiliki kebutuhan belajar dan persyaratan kinerja yang semakin unik yang seringkali tidak dipenuhi oleh program pembelajaran seperti pada tingkat yang sebelumnya
Cara Formal/Informal
Pada tingkat kompetensi cakap, siswa diperkenalkan lebih banyak pada strategi pembelajaran informal. Dalam hal ini konteks lingkungan belajar bertransisi dari ruang kelas ke konteks yang lebih nyata.
Struktur Pembelajaran
Konten pembelajaran untuk siswa dengan tingkat kompetensi cakap menjadi lebih personal dan kurang terstruktur. Desain pembelajaran mulai bergeser pada demonstrasi kinerja
Pendekatan
Mengelola pengetahuan yang sudah didapatkan serta memberikan dukungan kinerja pada siswa dengan tingkat kompetensi cakap diperlukan. Pembelajaran sosial muncul sebagai kesempatan belajar dan kinerja di dalam konteks di luar sekolah.
4. Mahir
Kebutuhan
Siswa yang telah mahir atau bisa disebut pada tahap ahli memiliki kebutuhan pembelajaran dan persyaratan kinerja masing-masing master / pakar cenderung personal dan deskriptif mengenai dirinya sendiri. Unik dan berbeda dengan yang lain.
Cara Formal/Informal
Bagi siswa dengan tingkat kompetensi mahir pembelajaran merupakan aktivitas berbasis teman sebaya, kolaboratif, dan sosial. Mereka belajar dari satu sama lain.
Struktur Pembelajaran
Strategi dan lingkungan pembelajaran yang disesuaikan tersedia untuk setiap siswa mahir, termasuk peluang untuk melakukan lebih banyak penelitian secara mandiri dan kolaboratif.
Pendekatan
Pembelajaran yang sifatnya kolaboratif adalah kunci bagi siswa mahir. Termasuk pembelajaran yang melibatkan kemampuan untuk belajar melalui inovasi dan proses penemuan. Menjadi guru, mentor, atau pelatih bagi orang lain adalah strategi pembelajaran penting lainnya.