Fungsi feedback adalah memberikan motivasi, reinforcement (Harsono, 1988:89) atau punishment (Rusli Lutan, 1988; Apruebo, 2005). Dengan diperolehnya gambaran yang kongkrit perihal kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa, baik keunggulan maupun kelemahannya apalagi kalau dibandingkan dengan siswa yang lainnya, maka hal itu akan dapat memacunya lagi untuk berbuat yang lebih baik dari yang sudah dilakukannya.
Dengan kata lain, gambaran kemampuan yang dimiliki seorang siswa akan menjadi daya dorong/motivasi apabila guru penjas mampu menyampaikannya dengan tepat melalui pemberian stimulus agar siswa semakin rajin berlatih.
Dalam konteks pembelajaran penjas, umpan balik juga sebagai penguat/reinforcement atas tindakan
ata u perilaku yang sudah dilakukan siswa. Jika perilaku siswa itu sesuai dengan harapan guru maka hal
itu harus diperkuat untuk tetap dipelihara.
Sebaliknya jika perilaku itu tidak sesuai dengan harapan guru maka harus ada hukuman (funishment) agar perilaku itu tidak terjadi dan terulang kembali, dan perilaku itu mengarah pada tindakan yang sesuai dengan harapan guru. Secara umum umpan balik atau feedback terbagi ke dalam dua jenis yaitu intrinsic feedback dan extrinsic feedback (Apruebo, 2005).
Intrinsic feedback atau umpan balik intrinsik berkaitan dengan penilaian terhadap dirinya sendiri, tentang sikap, aktivitas dan atau perilaku yang telah dilakukannya, derta tentang kemampuan yang telah ditunjukkannya. Misalnya dalam melaksanakan tugas gerak, apakah aktivitas yang dilakukan sudah sesuai dengan yang diinstruksikan guru, apakah sudah mampu menyelesaikan keseluruhan tugas gerak, apakah merasa nyaman dengan alat bantu yang digunakan, atau menilai bahwa rangkaian gerakan senam telah sesuai dengan urutan yang harus dilakukan.
Sedangkan extrinsic feedback adalah umpan balik yang berasal dari luar dirinya. Misalnya koreksi dari guru penjas atas gerakan yang sudah dilakukan, cemoohan rekan karena salah memberikan umpan ketika bermain bola, atau dari lingkungan sekitar seperticuaca yang terlalu panas sehingga mengharuskannya sering beristirahat di tempat yang teduh.
Fungsi Utama Umpan Balik
Umpan balik mempunyai tiga fungsi utama, yakni informasional, motivasional, dan komunikasional.
Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilain pencapaian/hasil belajar siswa diperiksa menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hasil tes itu, dengan demikian memberikan informasi tentang sejauhmana siswa telah menguasai materi yang diterimanya dalam proses/kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan. Informasi yang diberikan dalam umpan balik dibedakan atas lima tingkat, yakni:
- Tidak ada umpan balik
- Umpan balik berupa keterangan mengenai salah atau benar jawaban yang diberikan siswa
- Umpan balik berupa keterangan mengenai salah benara jawaban ditambah dengan menunjukkan jawaban yang benar (knowledge of the correct response/KCR)
- KCR + penjelasan; dan
- KCR + pengajaran tambahan.
Fungsi Motivasional
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri siswa manakala siswa merasa membutuhkan (need). Siswa yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya.
Dengan pemberian umpan balik, maka tes dapat sekaligus berfungsi sebagai motivator bagi siswa untuk belajar. Namun terkadang guru memanfaatkan tes dadakan sebagai alasan untuk motovasi siswa dalam belajar. Berharap agar siswa termotivasi dalam belajar dan selalu siap menerima tes sebagai kriteria keberhasilan dalam pembelajaran, tes dadakan justru dianggap kurang tepat. Hal tersebut justru akan menimbulkan kecemasan pada siswa saat mengerjakan soal-sola tes, dan hasil kinerja siswa kurang maksimal.
Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa, dan bersama siswa membicarakan upaya peningkatan atau perbaikannya.
Dengan demikian, melalui umpan balik siswa mengetahui letak kelemahannya, dan sendiri atau bersama guru bereaksi terhadap hasil tersebut.
Pengukuran tentang taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar berperan penting. Karena itu, pengukurannyaharus betul-betul syahih (valid), andal (reliable), dan lugas (objective). Hal ini mungkin tercapai bila alat ukurannya disusun berdasarkan kaidah, aturan, hukum atau ketentuan penyusunan butir tes.
Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebegai berikut:
a. Mengulang pokok bahasan seluruhnya
b. Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
c. Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama-sama
d. Memberikan tugas-tugas khusus.