Pertanian - Kandungan bahan kering dalam bawang merah dan bawang bombay sekitar 10-15 persen. Kandungan kadar gula (berat kering) adalah 41.5 – 74 persen, gula pereduksi 12-23 persen dan phenol 1.8-3.0 persen. Semakin merah warna bawang semakin tinggi kadar phenol.
Komponen volatile (mudah menguap) dari bawang merah dan bawang bombay adalah thiosulfinate merupakan zat laceri matony = menyebabkan meneteskan air mata. Jumlah senyawa laceri matony tersebut sekitar 12.5 – 62.0 mg/100 g berat basah. Jenis bawang putih yang terkenal ialah punyab 48, salah satu jenis bawang yang paling tinggi daya simpan.
Kehilangan dan Kerusakan
Di daerah tropis jumlah kehilangan dan kerusakan bawang merah setelah dipanen sekitar 20-40 persen. Sebagian besar kerusakan dan pembusukan bawang disebabkan oleh Botrytis allii yang terjadi sebelum penyimpanan. Kerusakan tersebut mencapai 15-20 persen. Di samping itu kerusakan oleh Fusarium oxysporum mencapai sekitar 5 persen, penyakit lain dapat disebabkan oleh bakteri Erwina carotovora.
Kerusakan fisik yaitu dalam bentuk memar dan luka yang menyebabkan pengempukan dan kerusakan tenunan sehingga merangsang proses pembusukan akibat cara pemanenan dan penanganan yang tidak hati-hati. Di samping itu cara pemupukan curah yang terlalu tinggi dan berat akan menyebabkan terjadinya banyak pememaran (lebih dari 1.5 meter).
Ekspora atau membiarkan bawang-bawang kena sinar terang yang kuat selama beberapa hari akan menyebabkan terjadinya penghijauan (greening) khususnya bawang jenis putih, dimana kulit luar menjadi berwarna hijau muda atau tidak hijau tua, dan biasanya diikuti rasa yang hambar, tidak enak.
Penyebab kerusakan lain adalah terjadinya pertumbuhan akar. Pertumbuhan akar tersbut terjadi selama dalam penyimpanan suhu sedikit sekali dalam hal ini. Dengan timbulnya akar, akan menjadi tempat asal permulaan proses pembusukan. Kelengasan udara di atas 85 persen dalam penyimpanan dapat terjadi khususnya dalam kantong plastik yang tidak berventilasi, yang digunakan dalam kantong palstik yang tidak berventilasi, yang digunakan untuk mengkemas bawang merah dan bawang bombay tersebut dan hal ini penyebab utama terjadinya pertumbuhan akar. Pada kedaan lengas udara yang tinggi dan suhu tinggi, pertumbuhan akar telah terjadi hanya beberapa hari.
Percambahan merupakan proses fisiologi yang normal yang harus terjadi bagi umbi-umbian. Kondisi penyimpanan sendiri bukan penyebab perkecambahan, tetapi hanya mempengaruhi lau, mempercepat atau memperlamat. Pengaruh kelengasan udara sedikit sekali terhadap perkecambahan, tetapi proses perkecambahan dipengaruhi oleh suhu. Persentase terjadinya perkecambahan meningkat dengan meningkatkan suhu. Pada perbedaan suhu penyimpanan selama 4 bulan (RH 80 – 90%) terjadinya percambahan meningkat dari 0-10 persen dan 15 persen, kemudian menurun kembali seperti terlihat pada kurva berikut.
Penyimpanan pada suhu rendah sekitar Nol derajat Celcius adalah yang terbaik atau semakin dingin semakin baik. Bawang merah dan bawang bombay juga tidak tahan atau cepat rusak oleh pengaruh amonia, controlled atmosphere (CA) dan proses pembekuan. Bila kena amonia warna asli kulit bawang berubah. Udara dengan kadar CO2 tinggi (2-10%) merupakan penyebab kerusakan utama pada CAS.
Pemanenan
Di beberapa daerah, bawang merah dan bawang bombay dipanen tergantung keperluan, tetapi biasanya waktu yang baik bila 15-10 persen puncaknya pecah atau layu. Untuk tujuan “green orion” misalnya biasanya hanya memerlukan 45-90 hari sejak ditanam tetapi bila untuk tujuan umbi tua diperlukan waktu 90-150 hari, tergantung jenis bawangnya.
Bawang dianggap tua (mature) bila tenunan leher mulai melunak dan ujung mulai layu dan warna berubah (hilang). Di negara tropis terjadinya warna atau bentuk pigmen merah menentukan derajat kematangan bawang. Waktu panen sangat menentukan mutu bawang terlalu dini menyebabkan tingginya jumlah yang berkecambahan, terlalu tua akan menyebabkan tumbuhnya akar selama penyimpanan.
Umbi-umbi yang lehernya dibiarkan minimal 1 atau 2 cm akan lebih tahan terhadap penyakit daripada yang lehernya seluruhnya dipangkas.
Kuring
Sebaiknya bawang-bawang dibiarkan mengalami kuring sempurna sebelum disimpan dalam rak-rak penyimpanan. Dan rak tersebut dibuat “mobile” sehingga bisa didorong ke luar untuk dipanaskan, biasanya diperlengkapi dengan atas untuk melindungi dari sengatan teriknya matahari.
Waktu kuring biasanya 3-4 minggu atau lebih lama, tergantung keadaan cuaca. Di samping kuring dapat dilakukan di udara terbuka secara alami, dapat pula dilakukan kuring buatan dengan alat. Kuring buatan biasanya dilakukan 14 – 17 hari pada suhu sekitar 35 C atau 46 C selama 16 hari dengan RH di atas 65 persen. Setelah kuring, bawang dibersihkan, ditentukan mutu (grade) dan dikemas.
Penyimpanan Dingin
Penyimpanan dingin yang bisa digunakan adalah Nol derajat Celcius dengan RH 65-750 dengan RH tersebut biasanya tidak akan menstimulir pertumbuhan akar. Sirkulasi udara yang cukup diperlukan untuk mengeluarkan uap air. Jumlah udara yang diperlukan sekitar 1 cfm/ft3 bawang. Pada penyimpanan tersebut bawang dapat tahan simpan selama 16 – 20 minggu.
Penyimpanan Suhu Tinggi
Pada umumnya bawang merah dan bawang bombay juga dapat disimpan pada suhu yang relatif tinggi (29 – 35 C). tetapi hasilnya, khususnya warna penampakan dari luar kurang menarik bila dibandingkan suhu dingin. Kecuali bila kelak akan dikeringkan menjadi “onion flakes” maka hasilnya akan jauh lebih baik bila dibandingkan yang didinginkan.
Penyimpanan pada suhu 30 derajat Celcius tidak akan mengurangi jumlah padatan terlarut tetapi akan menurunkan kandungan gula pereduksi. Umbi bawang bila telah mencapai tingkat pematangan yang optimal biasanya berada dalam masa dormant. Waktu dorman (istirahat) tersebut berbeda untuk setiap jenis bawang, serta lahan tempat tumbuh serta kondisi penyimpanan. Waktu dorman untuk bawang jenis Valencia misalnya terbatas slama 140 hari, dan waktu dormansi tersebut putus bila bawang disimpan pada suhu 28 atau lebih tinggi. Tetapi justeru pada suhu tersebut jenis bawang Jepang dapat mencegah perkecambahan.
Jadi pada bawang-bawang tropis, penyimpanan pada suhu tinggi dapat mencegah perkecambahan, tetapi lebih tinggi tejadinya penguapan. Hal mana dapat dengan RH yang tinggi. Perlu hati-hati karena tingginya RH akan menstimulir pertumbuhan akar. Karna itu perlu dijaga agar RH relatif rendah (sekitar 65 – 74%). Suhu yang terbaik untuk menyimpan (mother bulb) adalah pada suhu 7.2 sampai 12.8.
Dengan Zat Kimia
Beberapa bahan kimia telah digunakan untuk mengendalikan perkecambahan selama dalam penyimpanan. Bawang bombay dapat disemprot dengan 2500 ppm maleic hydrazide (MH) dua minggu sebelum dipanen. Sebelum disemprot bawang bombay dapat disemprot dengan campuran IPC = isoprophyl phenyl carbamate dengan MENA = Methylnaphthalene Acetate dengan jumlah 100 g/kg umbi akan dapat mencegah percambahan bawang selama 6 bulan pada suhu 12 – 18 0C.
Bahan kimia tersebut dapat digunakan dalam bentuk dip (dicelupkan) atau secara dusting. Untuk mencegah penyakit umbi direndam dalam dichloran (12 lb/100 gal) atau (200 g/100 liter) sangat efektif terhadap Selecrotium. Konsentrasi 4-5 persen dalam bentuk dust baik untuk menekan infestasi Botrytis, Rhizopus fusarium, Penicilium, Rhizoctonia dan Selerotium. MH (0.2%) dan Wondalhid (0.75%) ternyata sangat efektif dan meningkatkan daya simpan bawang terhadap percambahan.
Irradiasi
Dosis irradiasi 5 sampai 15 krd gamma radiation segera setelah dianen akan banyak menghambat percambahan. Selama masa dorman cukup dengan dosis 3 – 7 Krd. Dalam prakteknya dosis 18.6 krad efektif dalam mencegah percambahan. Setelah bawang diradiasi, bawang disimipan pada suhu 10 0C dan 85 persen RH.
Pengolahan
Bawang dapat diolah menjadi kering atau untuk pengolahan, termasuk pembuatan asinan atau pickled. Pada umumnya bawang dengan total padatan tinggi baik untuk pengeringan. Sedang yang kadar kepedasannya tinggi bagus untuk tujuan pengolahan. Pengeringan banyak dilakukan secara komersial dengan menggunakan dehydraler = pengering buatan meskipun cara-cara tradisional dengan sinar matahari masih dilakukan di berbagai negara sedang berkembang.
Secara komersial pengeringan bawang bombay dapat diolah menjadi produk bawang kering (rings) dan flakes yang dikemas dalam kaleng atau drum secara rapat. Di samping itu dari remukannya dapat dibuat “free granule” atau setelah ditepungkan menjadi “free flouring powder” dengan ukuran sekitar 80 mesh. Bawang dapat dikeringkan dalam bentuk utuh maupun irisan baik menggunakan udara kering suhu kamar atau udara yang dipanaskan pada conveyor pada suhu 32 – 37 C, baru dilakukan dalam waktu singkat sehingga dapat membakar kulit tipis dan memudahkan pengusapan. Akar-akar yang gosong dan kulit yang gosong dicuci dengan sikat sehingga bersih baru dipotong leher dan pangkal bawahnya dengan pisau khusus Bawang yang bersih tersebut kemudian diiris-iris tipis sehingga mencapai ketebalan 0.3 cm, dan ditebarkan dalam tatakan pengering dan dikeringkan pada suhu 93.9 0C selama 1 ½ jam, yang kemudian diikuti dengan pendinginan yang dilakukan pada convenyor pada suhu 54.4 0C dan akhirnya pada suhu akhir 43.3 – 48.0 0C. Udara panas dialirkan ke arah atas, pengeringan berakhir bila kadar air bawang kering telah mencapai 3.5 persen.
Komponen volatile (mudah menguap) dari bawang merah dan bawang bombay adalah thiosulfinate merupakan zat laceri matony = menyebabkan meneteskan air mata. Jumlah senyawa laceri matony tersebut sekitar 12.5 – 62.0 mg/100 g berat basah. Jenis bawang putih yang terkenal ialah punyab 48, salah satu jenis bawang yang paling tinggi daya simpan.
Kehilangan dan Kerusakan
Di daerah tropis jumlah kehilangan dan kerusakan bawang merah setelah dipanen sekitar 20-40 persen. Sebagian besar kerusakan dan pembusukan bawang disebabkan oleh Botrytis allii yang terjadi sebelum penyimpanan. Kerusakan tersebut mencapai 15-20 persen. Di samping itu kerusakan oleh Fusarium oxysporum mencapai sekitar 5 persen, penyakit lain dapat disebabkan oleh bakteri Erwina carotovora.
Kerusakan fisik yaitu dalam bentuk memar dan luka yang menyebabkan pengempukan dan kerusakan tenunan sehingga merangsang proses pembusukan akibat cara pemanenan dan penanganan yang tidak hati-hati. Di samping itu cara pemupukan curah yang terlalu tinggi dan berat akan menyebabkan terjadinya banyak pememaran (lebih dari 1.5 meter).
Ekspora atau membiarkan bawang-bawang kena sinar terang yang kuat selama beberapa hari akan menyebabkan terjadinya penghijauan (greening) khususnya bawang jenis putih, dimana kulit luar menjadi berwarna hijau muda atau tidak hijau tua, dan biasanya diikuti rasa yang hambar, tidak enak.
Penyebab kerusakan lain adalah terjadinya pertumbuhan akar. Pertumbuhan akar tersbut terjadi selama dalam penyimpanan suhu sedikit sekali dalam hal ini. Dengan timbulnya akar, akan menjadi tempat asal permulaan proses pembusukan. Kelengasan udara di atas 85 persen dalam penyimpanan dapat terjadi khususnya dalam kantong plastik yang tidak berventilasi, yang digunakan dalam kantong palstik yang tidak berventilasi, yang digunakan untuk mengkemas bawang merah dan bawang bombay tersebut dan hal ini penyebab utama terjadinya pertumbuhan akar. Pada kedaan lengas udara yang tinggi dan suhu tinggi, pertumbuhan akar telah terjadi hanya beberapa hari.
Percambahan merupakan proses fisiologi yang normal yang harus terjadi bagi umbi-umbian. Kondisi penyimpanan sendiri bukan penyebab perkecambahan, tetapi hanya mempengaruhi lau, mempercepat atau memperlamat. Pengaruh kelengasan udara sedikit sekali terhadap perkecambahan, tetapi proses perkecambahan dipengaruhi oleh suhu. Persentase terjadinya perkecambahan meningkat dengan meningkatkan suhu. Pada perbedaan suhu penyimpanan selama 4 bulan (RH 80 – 90%) terjadinya percambahan meningkat dari 0-10 persen dan 15 persen, kemudian menurun kembali seperti terlihat pada kurva berikut.
Penyimpanan pada suhu rendah sekitar Nol derajat Celcius adalah yang terbaik atau semakin dingin semakin baik. Bawang merah dan bawang bombay juga tidak tahan atau cepat rusak oleh pengaruh amonia, controlled atmosphere (CA) dan proses pembekuan. Bila kena amonia warna asli kulit bawang berubah. Udara dengan kadar CO2 tinggi (2-10%) merupakan penyebab kerusakan utama pada CAS.
Pemanenan
Di beberapa daerah, bawang merah dan bawang bombay dipanen tergantung keperluan, tetapi biasanya waktu yang baik bila 15-10 persen puncaknya pecah atau layu. Untuk tujuan “green orion” misalnya biasanya hanya memerlukan 45-90 hari sejak ditanam tetapi bila untuk tujuan umbi tua diperlukan waktu 90-150 hari, tergantung jenis bawangnya.
Bawang dianggap tua (mature) bila tenunan leher mulai melunak dan ujung mulai layu dan warna berubah (hilang). Di negara tropis terjadinya warna atau bentuk pigmen merah menentukan derajat kematangan bawang. Waktu panen sangat menentukan mutu bawang terlalu dini menyebabkan tingginya jumlah yang berkecambahan, terlalu tua akan menyebabkan tumbuhnya akar selama penyimpanan.
Umbi-umbi yang lehernya dibiarkan minimal 1 atau 2 cm akan lebih tahan terhadap penyakit daripada yang lehernya seluruhnya dipangkas.
Kuring
Sebaiknya bawang-bawang dibiarkan mengalami kuring sempurna sebelum disimpan dalam rak-rak penyimpanan. Dan rak tersebut dibuat “mobile” sehingga bisa didorong ke luar untuk dipanaskan, biasanya diperlengkapi dengan atas untuk melindungi dari sengatan teriknya matahari.
Waktu kuring biasanya 3-4 minggu atau lebih lama, tergantung keadaan cuaca. Di samping kuring dapat dilakukan di udara terbuka secara alami, dapat pula dilakukan kuring buatan dengan alat. Kuring buatan biasanya dilakukan 14 – 17 hari pada suhu sekitar 35 C atau 46 C selama 16 hari dengan RH di atas 65 persen. Setelah kuring, bawang dibersihkan, ditentukan mutu (grade) dan dikemas.
Penyimpanan Dingin
Penyimpanan dingin yang bisa digunakan adalah Nol derajat Celcius dengan RH 65-750 dengan RH tersebut biasanya tidak akan menstimulir pertumbuhan akar. Sirkulasi udara yang cukup diperlukan untuk mengeluarkan uap air. Jumlah udara yang diperlukan sekitar 1 cfm/ft3 bawang. Pada penyimpanan tersebut bawang dapat tahan simpan selama 16 – 20 minggu.
Penyimpanan Suhu Tinggi
Pada umumnya bawang merah dan bawang bombay juga dapat disimpan pada suhu yang relatif tinggi (29 – 35 C). tetapi hasilnya, khususnya warna penampakan dari luar kurang menarik bila dibandingkan suhu dingin. Kecuali bila kelak akan dikeringkan menjadi “onion flakes” maka hasilnya akan jauh lebih baik bila dibandingkan yang didinginkan.
Penyimpanan pada suhu 30 derajat Celcius tidak akan mengurangi jumlah padatan terlarut tetapi akan menurunkan kandungan gula pereduksi. Umbi bawang bila telah mencapai tingkat pematangan yang optimal biasanya berada dalam masa dormant. Waktu dorman (istirahat) tersebut berbeda untuk setiap jenis bawang, serta lahan tempat tumbuh serta kondisi penyimpanan. Waktu dorman untuk bawang jenis Valencia misalnya terbatas slama 140 hari, dan waktu dormansi tersebut putus bila bawang disimpan pada suhu 28 atau lebih tinggi. Tetapi justeru pada suhu tersebut jenis bawang Jepang dapat mencegah perkecambahan.
Jadi pada bawang-bawang tropis, penyimpanan pada suhu tinggi dapat mencegah perkecambahan, tetapi lebih tinggi tejadinya penguapan. Hal mana dapat dengan RH yang tinggi. Perlu hati-hati karena tingginya RH akan menstimulir pertumbuhan akar. Karna itu perlu dijaga agar RH relatif rendah (sekitar 65 – 74%). Suhu yang terbaik untuk menyimpan (mother bulb) adalah pada suhu 7.2 sampai 12.8.
Dengan Zat Kimia
Beberapa bahan kimia telah digunakan untuk mengendalikan perkecambahan selama dalam penyimpanan. Bawang bombay dapat disemprot dengan 2500 ppm maleic hydrazide (MH) dua minggu sebelum dipanen. Sebelum disemprot bawang bombay dapat disemprot dengan campuran IPC = isoprophyl phenyl carbamate dengan MENA = Methylnaphthalene Acetate dengan jumlah 100 g/kg umbi akan dapat mencegah percambahan bawang selama 6 bulan pada suhu 12 – 18 0C.
Bahan kimia tersebut dapat digunakan dalam bentuk dip (dicelupkan) atau secara dusting. Untuk mencegah penyakit umbi direndam dalam dichloran (12 lb/100 gal) atau (200 g/100 liter) sangat efektif terhadap Selecrotium. Konsentrasi 4-5 persen dalam bentuk dust baik untuk menekan infestasi Botrytis, Rhizopus fusarium, Penicilium, Rhizoctonia dan Selerotium. MH (0.2%) dan Wondalhid (0.75%) ternyata sangat efektif dan meningkatkan daya simpan bawang terhadap percambahan.
Irradiasi
Dosis irradiasi 5 sampai 15 krd gamma radiation segera setelah dianen akan banyak menghambat percambahan. Selama masa dorman cukup dengan dosis 3 – 7 Krd. Dalam prakteknya dosis 18.6 krad efektif dalam mencegah percambahan. Setelah bawang diradiasi, bawang disimipan pada suhu 10 0C dan 85 persen RH.
Pengolahan
Bawang dapat diolah menjadi kering atau untuk pengolahan, termasuk pembuatan asinan atau pickled. Pada umumnya bawang dengan total padatan tinggi baik untuk pengeringan. Sedang yang kadar kepedasannya tinggi bagus untuk tujuan pengolahan. Pengeringan banyak dilakukan secara komersial dengan menggunakan dehydraler = pengering buatan meskipun cara-cara tradisional dengan sinar matahari masih dilakukan di berbagai negara sedang berkembang.
Secara komersial pengeringan bawang bombay dapat diolah menjadi produk bawang kering (rings) dan flakes yang dikemas dalam kaleng atau drum secara rapat. Di samping itu dari remukannya dapat dibuat “free granule” atau setelah ditepungkan menjadi “free flouring powder” dengan ukuran sekitar 80 mesh. Bawang dapat dikeringkan dalam bentuk utuh maupun irisan baik menggunakan udara kering suhu kamar atau udara yang dipanaskan pada conveyor pada suhu 32 – 37 C, baru dilakukan dalam waktu singkat sehingga dapat membakar kulit tipis dan memudahkan pengusapan. Akar-akar yang gosong dan kulit yang gosong dicuci dengan sikat sehingga bersih baru dipotong leher dan pangkal bawahnya dengan pisau khusus Bawang yang bersih tersebut kemudian diiris-iris tipis sehingga mencapai ketebalan 0.3 cm, dan ditebarkan dalam tatakan pengering dan dikeringkan pada suhu 93.9 0C selama 1 ½ jam, yang kemudian diikuti dengan pendinginan yang dilakukan pada convenyor pada suhu 54.4 0C dan akhirnya pada suhu akhir 43.3 – 48.0 0C. Udara panas dialirkan ke arah atas, pengeringan berakhir bila kadar air bawang kering telah mencapai 3.5 persen.