Materi - Di Indonesia seni ukir sudah dikenal sejak lama yaitu sekitar 1450SM. Pada saat itu bahan yang dipakai sebagai media ukir adalah tanah liat, pelepah daun, kayu, batu, tulang atau bahan lain yang saat itu mudah ditemui dan mudah dipahat. Motifnyapun juga masih sangat sederhana. Biasanya beragam motif yang diukir merupakan simbol-simbol kepercayaan dan pesan untuk sebuah acara ritual kepercayaan.
Selanjutnya pada jaman 500SM hingga 300SM bahan media ukir mengalami perkembangan setelah ditemukannya logam seperti perunggu, emas, perak dan lain sebagainya. Pada jaman ini ukiran sudah menggunakan teknologi cor. Motif ukir mengalami perkembangan mulai dari motif meander, pilin berganda, tumpal, topeng serta hewan dan manusia.
Setelah masuknya agama Hindu, Budha dan Islam ke Indonesia, seni ukir mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam bentuk desain dan motif. Contoh peninggalan ukiran banyak ditemukan pada badan-badan candi dan prasasti-prasasti yang di buat orang pada masa itu untuk memperingati para rajaraja. Bentuk ukiran juga ditemukan pada senjata-senjata, seperti keris dan tombak, batu nisan, masjid, keraton, alat-alat musik, termasuk gamelan dan wayang. Motif ukiran, selain menggambarkan bentuk, kadang-kadang berisi tentang kisah para dewa, mitos kepahlawanan, dan lain-lain.
Pada masa sekarang ukir kayu dan logam tidak hanya mengalami perkembangan pesat namun juga sudah bergeser dari motif dan kegunaannya. Dahulu ukiran dimaksudkan sebagai simbol pesan dalam kaitannya dengan kepercayaan. Namun sekarang telah berubah menjadi seni hiasan yang cenderung hanya untuk mempercantik dan memperindah ruangan atau tempat dimana ukiran itu diadakan. Namun demikian pakem corak masing-masing daerah masih banyak dipertahankan, seperti motif Pejajaran, Majapahit, Mataram, Pekalongan, Bali, Jepara, Madura, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta, dan berbagai macam motif yang berasal dari luarJawa.
Selanjutnya pada jaman 500SM hingga 300SM bahan media ukir mengalami perkembangan setelah ditemukannya logam seperti perunggu, emas, perak dan lain sebagainya. Pada jaman ini ukiran sudah menggunakan teknologi cor. Motif ukir mengalami perkembangan mulai dari motif meander, pilin berganda, tumpal, topeng serta hewan dan manusia.
Setelah masuknya agama Hindu, Budha dan Islam ke Indonesia, seni ukir mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam bentuk desain dan motif. Contoh peninggalan ukiran banyak ditemukan pada badan-badan candi dan prasasti-prasasti yang di buat orang pada masa itu untuk memperingati para rajaraja. Bentuk ukiran juga ditemukan pada senjata-senjata, seperti keris dan tombak, batu nisan, masjid, keraton, alat-alat musik, termasuk gamelan dan wayang. Motif ukiran, selain menggambarkan bentuk, kadang-kadang berisi tentang kisah para dewa, mitos kepahlawanan, dan lain-lain.
Pada masa sekarang ukir kayu dan logam tidak hanya mengalami perkembangan pesat namun juga sudah bergeser dari motif dan kegunaannya. Dahulu ukiran dimaksudkan sebagai simbol pesan dalam kaitannya dengan kepercayaan. Namun sekarang telah berubah menjadi seni hiasan yang cenderung hanya untuk mempercantik dan memperindah ruangan atau tempat dimana ukiran itu diadakan. Namun demikian pakem corak masing-masing daerah masih banyak dipertahankan, seperti motif Pejajaran, Majapahit, Mataram, Pekalongan, Bali, Jepara, Madura, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta, dan berbagai macam motif yang berasal dari luarJawa.