Pertanian - Sejak tahun 1930-an telah banyak dilakukan penelitian mengenai fungsi farmakologis dari bawang putih mentah dan berbagai ekstrak maupun produk olahannya. Bawang putih telah dibuktikan memiliki aktifitas anti bakterial, mengatasi virus dan jamur, mempengaruhi penurunan lemak, mengatasi kesalahan kardiovaskular dan beberapa penyakit kanker tertentu. Bawang putih juga diduga memberi keuntungan klinis dalam masalah hipertensi dan stroke. Komponen Bioaktif Bawang Putih.
Menurut Dr. Paavo Airola, seorang peneliti gizi dan pendiri The International Academy of Biological Medecine, seperti dikutip oleh Santoso (1991), telah berhasil ditemukan dan diisolasikan sejumlah komponen aktif dari bawang putih, yaitu sebagai berikut :
➧ Allisin, zat aktif yang mempunyai daya bunuh terhadap bakteri dan daya anti radang
➧ Alliin, suatu asam amino yang bersifat antibiotik.
➧ Gurwithcrays, (sinar gurwich), radiasi mitogenetik yang merangsang pertumbuhan sel tubuh dan mempunyai daya peremajaan (rejuvenating effect) pada semua fungsi tubuh.
➧ Antihemolytic factor, faktor anti lesu darah atau anti kekurangan sel-sel darah merah.
➧ Antiarthritic factor, (faktor antirematik), yang dibuktikan dalam penelitianpenelitian di Jepang, terutama di rumah sakit angkatan darat.
➧ Sugar regulating factor, (faktor pengatur pembakaran gula secara normal efisien dalam tubuh), menunjang untuk pengobatan diabetes.
➧ Allitiamin, suatu sumber ikatan-ikatan biologi yang aktif serta vitamin B1.
➧ Selenium, suatu mikro mineral yang merupakan faktor yang bekerja sebagai antioksidan. Selenium juga mencegah terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah jantung dan otak.
➧ Germanium, seperti selenium, merupakan mineral anti kanker yang ampuh, yang dapat menghambat dan memusnahkan sel-sel kanker dalam tubuh.
➧ Antioksidan, anti racun atau pembersih darah dari racun-racun bakteri ataupun polusi logam-logam berat.
➧ Metilallil trisulfida, mencegah pengentalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah jantung dan otak.
Baca : Khasiat Bawang Putih
Bawang putih terkenal kaya dengan kandungan sulfurnya. Beberapa komponen sulfur penting yang terdapat pada bawang putih adalah : aliin (S-alil sistein trisulfoksida), alisin (dialil tiosulfonat), dialil disulfida, alilpropil disulfida, dialil sulfida, dimetil disulfida, dimetil disulfida, dimetil trisulfida, dipropil disulfida, alil merkaptan, dan ajoene.
Asam amino sistein yang terdapat pada umbi bawang merupakan senyawa penentu komponen bioaktif bawang putih. Sistein yang teralkilasi dan kemudian mengalami oksidasi akan menghasilkan protein aliin (S-2-sistein sulfoksida) atau S-alil-L-sistein sulfoksida. Aliin merupakan prekursor tak berwarna dan tak berbau pada bawang putih, namun bila bawang putih diiris atau dihancurkan maka akan timbul aktifitas suatu enzim yaitu aliinase. Enzim aliinase ini mengkonversi aliin menjadi alisin, senyawa yang memberi bau khas pada bawang putih.
Alisin bersifat sangat tidak stabil, dan di udara bebas akan berubah menjadi dialil disulfida yang merupakan senyawa sekunder penentu aroma bawang putih. Beberapa produk volatil lainnya dari hasil dekomposisi lanjut komponen sulfur pada bawang putih adalah dialil sulfida, dimetil trisulfida, metil alil disulfida, 1-propenil alil disulfida, dimetil sulfida, alil metil disulfida, metil propil disulfida dan viniil ditiin.
Hasil-hasil studi di Jepang telah membuktikan bahwa alisin menghambat agregasi platelet, pelepasan enzim lisosomal dan neutrofil tertimulasi seta gerakan vasomotorik. Alisin dan komponen lain dari bawang putih dilaporkan secara tidak langsung berdampak positif mengatasi metabolisme asam arakidonat, serum kolesterol dan dapat mengatasi infeksi jamur maupun bakteri. Kemampuan antibiotik dari alisin cukup baik, yaitu per miligramya sebanding dengan 15 unit penisilin.
Menurut Dr. Paavo Airola, seorang peneliti gizi dan pendiri The International Academy of Biological Medecine, seperti dikutip oleh Santoso (1991), telah berhasil ditemukan dan diisolasikan sejumlah komponen aktif dari bawang putih, yaitu sebagai berikut :
➧ Allisin, zat aktif yang mempunyai daya bunuh terhadap bakteri dan daya anti radang
➧ Alliin, suatu asam amino yang bersifat antibiotik.
➧ Gurwithcrays, (sinar gurwich), radiasi mitogenetik yang merangsang pertumbuhan sel tubuh dan mempunyai daya peremajaan (rejuvenating effect) pada semua fungsi tubuh.
➧ Antihemolytic factor, faktor anti lesu darah atau anti kekurangan sel-sel darah merah.
➧ Antiarthritic factor, (faktor antirematik), yang dibuktikan dalam penelitianpenelitian di Jepang, terutama di rumah sakit angkatan darat.
➧ Sugar regulating factor, (faktor pengatur pembakaran gula secara normal efisien dalam tubuh), menunjang untuk pengobatan diabetes.
➧ Allitiamin, suatu sumber ikatan-ikatan biologi yang aktif serta vitamin B1.
➧ Selenium, suatu mikro mineral yang merupakan faktor yang bekerja sebagai antioksidan. Selenium juga mencegah terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah jantung dan otak.
➧ Germanium, seperti selenium, merupakan mineral anti kanker yang ampuh, yang dapat menghambat dan memusnahkan sel-sel kanker dalam tubuh.
➧ Antioksidan, anti racun atau pembersih darah dari racun-racun bakteri ataupun polusi logam-logam berat.
➧ Metilallil trisulfida, mencegah pengentalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah jantung dan otak.
Baca : Khasiat Bawang Putih
Bawang putih terkenal kaya dengan kandungan sulfurnya. Beberapa komponen sulfur penting yang terdapat pada bawang putih adalah : aliin (S-alil sistein trisulfoksida), alisin (dialil tiosulfonat), dialil disulfida, alilpropil disulfida, dialil sulfida, dimetil disulfida, dimetil disulfida, dimetil trisulfida, dipropil disulfida, alil merkaptan, dan ajoene.
Asam amino sistein yang terdapat pada umbi bawang merupakan senyawa penentu komponen bioaktif bawang putih. Sistein yang teralkilasi dan kemudian mengalami oksidasi akan menghasilkan protein aliin (S-2-sistein sulfoksida) atau S-alil-L-sistein sulfoksida. Aliin merupakan prekursor tak berwarna dan tak berbau pada bawang putih, namun bila bawang putih diiris atau dihancurkan maka akan timbul aktifitas suatu enzim yaitu aliinase. Enzim aliinase ini mengkonversi aliin menjadi alisin, senyawa yang memberi bau khas pada bawang putih.
Alisin bersifat sangat tidak stabil, dan di udara bebas akan berubah menjadi dialil disulfida yang merupakan senyawa sekunder penentu aroma bawang putih. Beberapa produk volatil lainnya dari hasil dekomposisi lanjut komponen sulfur pada bawang putih adalah dialil sulfida, dimetil trisulfida, metil alil disulfida, 1-propenil alil disulfida, dimetil sulfida, alil metil disulfida, metil propil disulfida dan viniil ditiin.
Hasil-hasil studi di Jepang telah membuktikan bahwa alisin menghambat agregasi platelet, pelepasan enzim lisosomal dan neutrofil tertimulasi seta gerakan vasomotorik. Alisin dan komponen lain dari bawang putih dilaporkan secara tidak langsung berdampak positif mengatasi metabolisme asam arakidonat, serum kolesterol dan dapat mengatasi infeksi jamur maupun bakteri. Kemampuan antibiotik dari alisin cukup baik, yaitu per miligramya sebanding dengan 15 unit penisilin.